Bagi sebagian besar masyarakat, istilah Average Down mungkin masih terdengar asing dan belum banyak yang belum paham artinya. Tetapi bagi masyarakat yang sudah biasa bermain dalam dunia investasi saham, istilah Average Down sudah menjadi sesuatu yang akrab. Bahkan mereka sudah mempersiapkan berbagai macam strategi termasuk Average Down saat menghadapi kondisi perekonomian yang tidak stabil sehingga berpengaruh terhadap harga saham di lantai bursa.
Lalu apakah sebenarnya Average Down tersebut? Average Down adalah strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap ketika harga saham di bursa efek Indonesia sedang mengalami penurunan. Strategi tersebut tidak hanya berlaku untuk pembelian saham, tetapi juga untuk pembelian reksa dana.
Kelebihan strategi ini adalah nilai investasi Anda tidak akan turun terlalu dalam layaknya kondisi pasar saat itu, karena nilai investasi terimbangi dengan penambahan jumlah investasi pada saat harga rendah. Sehingga ketika kondisi pasar sudah pulih, return Anda akan maksimal. Nah, menarik bukan? Ingin tahu lebih jauh tentang average down strategy ini? Simak ilustrasi berikut.
Ilustrasi Strategi Average Down Saat Harga Saham Turun
Sebagai contoh Anda membeli reksa dana dengan jumlah investasi awal sebesar Rp500.000,-. Dana tersebut untuk pembelian reksa dana saham X dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp1.000,- per unit, sehingga Anda mendapat 500 unit reksa dana saham X.
Bulan pertama pasar saham mengalami penurunan, begitu juga NAB reksa dana saham X mengalami penurunan hingga Rp980,- per unit. Kondisi ini sebenarnya bisa Anda manfaatkan untuk menambah investasi, namun mengingat kondisi pasar saham yang sedang mengalami penurunan, sebaiknya Anda menerapkan Average Down Strategy, di mana Anda hanya membeli sebagian saham dari dana yang sudah disiapkan untuk investasi, sebanyak 250 unit.
Setelah beberapa hari kondisi pasar masih terus menurun, Anda dapat membeli sebagian saham lagi dengan sisa dana yang sudah disiapkan sebelumnya. Sehingga Anda dapat membeli reksa dana saham dengan harga Rp960,- per unit sebanyak 250 unit.
Bulan kedua siapkan dana untuk menambah saham di awal bulan dengan melakukan pembelian secara bertahap. Jadi tetap gunakan sebagian dana yang tersedia, untuk pembelian 250 unit. Ketika itu kondisi pasar mengalami kenaikan, NAB reksa dana saham X naik menjadi Rp970,- per unit.
Beberapa hari kemudian pasar kembali mengalami penurunan secara drastis, sehingga NAB reksa dana saham X turun tajam menjadi Rp955,- per unit. Jangan tunda lagi manfaatkan momen ini untuk menambah jumlah investasi.
Setelah melakukan pembelian tersebut, Anda memiliki 1500 unit reksa dana saham X dengan NAB rata-rata Rp978,- per unit. Dengan total nilai investasi Anda mencapai Rp1.460.000,-.
Hari berikutnya NAB reksa dana saham X mengalami peningkatan menjadi Rp965,- per unit. Sehingga apabila dibandingkan dengan rata-rata NAB yang Anda miliki, return investasi Anda turun 1,28%.
Keuntungan Strategi Average Down
Keuntungan yang Didapat dari Average Down via bidnessetc.com
Misalkan Anda melakukan investasi pembelian reksa dana saham X tanpa menerapkan strategi Average Down. Bulan pertama langsung membeli 500 unit reksa dana saham X dengan harga Rp980,-. Bulan kedua langsung membeli lagi 500 unit reksa dana saham X dengan harga Rp970,-.
Setelah melakukan pembelian tersebut, Anda memiliki 1500 unit reksa dana saham X dengan NAB rata-rata Rp983,- per unit, lebih tinggi dibandingkan yang menerapkan Average Down. Dengan total nilai investasi Rp1,46 juta, sama dengan yang menerapkan Average Down.
Hari berikutnya NAB reksa dana saham X mengalami peningkatan menjadi Rp965,- per unit. Sehingga apabila dibandingkan dengan rata-rata NAB yang Anda miliki, return investasi Anda turun 1,86%, lebih tinggi dibandingkan yang menerapkan Average Down.
Sehingga meskipun sama-sama memiliki investasi 1500 unit reksa dana dengan total investasi Rp1.460.000,-, investasi pembelian reksa dana saham X tanpa menerapkan strategi Average Down, memiliki NAB rata-rata yang lebih tinggi, yang membuat penurunan return juga lebih tinggi dibandingkan dengan yang menerapkan strategi Average Down.
Dengan demikian strategi Average Down sangat membantu Anda dalam menambah investasi dengan mendapatkan NAB rata-rata dan return investasi yang lebih maksimal. Asumsinya, dengan harga beli yang lebih rendah, margin of safety akan semakin membesar, sehingga resiko kerugian pun makin rendah. Jadi Asumsi dasarnya adalah mengurangi resiko kerugian melalui penurunan harga beli, itulah kelebihan strategi Average Down.
Selain kelebihan apakah strategi ini mempunya kekurangan? Tentu saja strategi ini memiliki kekurangan. Simak baik-baik lanjutan uraian di bawah ini
Kekurangan Strategi Average Down
Bila saham masih terus turun setelah Anda melakukan Average Down, maka kerugian Anda bisa bertambah pula, bila itu cara pandang Anda defensif. Bila cara pandang Anda optimis, tentu saja kelemahan ini membuka peluang lain, yaitu jalan masuk pada harga yang lebih rendah lagi, sehingga akan jauh menurunkan harga pembeliannya. Banyak orang bilang strategi Average Down sangat cocok untuk investasi jangka panjang, tentu saja dengan menggunakan strategi yang tepat.
Hal penting yang harus diketahui agar strategi Average down berhasil adalah pemilihan perusahaan. Perusahaan yang Anda pilih haruslah perusahaan yang tepat, yaitu sebuah perusahaan dengan fundamental baik yang mempunyai peluang tumbuh sangat banyak dan stabil, dan juga harganya masih di bawah harga wajar. Jangan sampai Anda melakukan Average Down pada sebuah perusahaan yang sudah pasti merugi. Bila melakukan itu, Anda ibarat mengikuti kemana kekalahan yang tak berujung. Semakin lama perusahaan tersebut akan semakin jatuh, dan kemungkinan akan diikuti oleh penurunan harga sahamnya, sehingga Anda pun akan semakin ikut merugi. Bila perusahaan yang dipilih adalah sebuah perusahaan dengan fundamental yang kuat, maka secara otomatis Anda sudah mengurangi resiko merugi.
Kalau ada yang bertanya, meskipun sudah melakukan Average Down, bukankah harga yang Anda bayar masih jauh lebih tinggi daripada harga sekarang? Bukankah itu berarti Anda masih tetap merugi. Kenyataan memang demikian, tetapi itu adalah kerugian unrealized, atau kerugian yang belum terjadi, hanya sebatas hitung-hitungan semata. Tujuan utama dan alasan awalnya membeli saham ini adalah Anda berniat mengkoleksi saham ini dan tidak berniat menjualnya dalam waktu dekat, sepanjang kinerja perusahaan tersebut bagus. Sebuah perusahaan yang bagus harga wajarnya akan kembali diapresiasi oleh pasar pada harga yang tepat di masa yang akan datang, meskipun waktunya tidak diketahui secara pasti.
Selama Anda melakukan pembelian saham pada perusahaan dengan fundamental yang bagus dan harganya masih murah, maka strategi Average Down kelemahannya kecil sekali. Tetapi ada syarat agar Anda dapat melakukan strategi Average Down dengan tepat, yaitu adanya kas yang mencukupi. Bila Anda tidak mempunyai kas, maka tidak akan dapat melakukan apa-apa. Lebih detil penerapan strategi average down tersebut agar berhasil bisa anda lihat pada uraian berikut ini.
Syarat dan Kondisi Agar Strategi Average Down Berjalan dengan Baik
Syarat dan Kondisi Strategi Average Down via viva.co.id
Perlu diketahui bahwa keamanan dalam melakukan Average Down akan bisa dicapai kalau Anda memenuhi kondisi-kondisi berikut:
Anda adalah investor jangka panjang, yang akan memegang saham dalam jangka panjang dan tidak ingin melepas saham dalam waktu dekat,
Anda yakin saham yang dipegang adalah saham pilihan,
Anda mempunyai posisi kas yang cukup untuk melakukan beberapa langkah pembelian, tidak hanya sekali melakukan pembelian.
Jangan Khawatir Ketika Harga Saham Jatuh
Jadi kesimpulannya, pada saat pasar saham sedang mengalami penurunan jangan khawatir terhadap nilai investasi Anda yang mengalami penurunan. Justru itu merupakan momen yang baik untuk menerapkan strategi Average Down. Untuk menghindari risiko merugi atau menambah peluang yang lebih baik lagi, strategi Average Down sebaiknya dilakukan seperti Dollar Cost Averaging, yaitu dengan cara membeli pada jumlah rata-rata yang sama dalam periode waktu yang sama. Misal, Anda mampu menyisihkan uang Rp5.000.000,- per bulan untuk membeli saham, maka sebaiknya Anda membaginya menjadi Rp1.250.000,- tiap minggu untuk Average Down. Hal ini akan lebih menjaga peluang lebih baik dan mengurangi resiko merugi daripada melakukan pembelian dalam jumlah sekaligus, sementara di waktu mendatang saham tersebut bisa turun atau naik lagi tanpa diketahui.
Tetapi jangan melakukan Average Down pada saham yang kalah, yaitu saham perusahaan yang tidak fundamental dan sudah pasti merugi. Bila Anda tidak yakin kepada sebuah perusahaan atau menilai perusahaan tersebut peluang pertumbuhannya tidak signifikan, biasanya dapat dilihat dari pergerakan sahamnya yang juga kurang bagus. Bahkan tidak jarang harga sahamnya susah untuk kembali ke harga awal. Hal ini tentu saja merugikan apabila dilakukan Average Down, karena strategi Anda jadi tidak berhasil, jadi hindarilah perusahaan yang seperti ini.
Berikut ini adalah daftar sekuritas terpercaya yang ada di Indonesia. Untuk alamat website dan sejenisnya lo bisa melakukan pencarian langsung lewat google dengan keyword nama sekuritas yang dimaksud. Sekuritas ini gue pilih setidaknya karena memiliki beberapa kriteria – kriteria sekuritas yang baik (biar lo gak ketipu investasi bodong) antara lain:
Syarat perusahaan sekuritas yang baik:
Memiliki izin usaha legal
Terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Memiliki servis dan support yang baik
Biaya komisi dan transaksi yang rendah
Memiliki banyak nasabah ( bukti kalau terpercaya )
Setoran awal yang terjangkau
Memiliki sistem dan fitur trading yang lengkap
Memiliki platform investasi yang beragam
Memberikan informasi berita harian tentang perkembangan bursa.
Nah dari 9 kriteria itu, akhirnya gue pilih beberapa perusahaan sekuritas yang bisa kalian manfaatkan jasanya nanti, semua sih balik lagi ke selera masing – masing ya.
BNI Sekuritas – Termasuk sekuritas pelat merah. Layanan online tradingnya bernama e-Smart. Minimal setoran cuma 1 juta rupiah. Fee transaksi untuk beli 0.25% dan jual 0.35% net (non online). Sedangkan komisi 0.2% untuk beli dan 0.3% untuk jual (online). Negosiasi transaksi dapat diberikan untuk transaksi besar
Indo Premier Securities – Broker ini terkenal dengan produknya IPOT (Indo Premier Online Technology). Pernah mendapatkan award sebagai salah satu sekuritas online trading terbaik tahun 2010. Analisis teknikalnya termasuk komplet tapi sederhana. Memiliki fitur automatic stop loss. Dikenakan transaksi biaya 0.19% untuk beli dan 0.29% untuk jual. Ini yang gue pake saat ini.
Samuel Sekuritas Indonesia – Samuel Sekuritas Indonesia menyediakan layanan online trading bernama e-Samuel. Komisi broker rendah, Beli 0,20%; Jual 0,30% untuk yang Online, dan Jual 0,3%; Beli 0,4% ++ untuk transaksi non online.
Daewoo Securities/PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia – Sekarang namanya sudah menjadi PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Dahulu bernama PT eTrading Securities. Sekuritas ini memiliki layanan online trading bernama HOTS – Home Online Trading System, saat ini sudah versi 2. Komisi beli 0,15% jual 0,25%.
Phillip Securities Indonesia – Sekuritas ini memiliki layanan online trading bernama POEMS. Juga memiliki fitur automatic stop loss.
Sinarmas Sekuritas – Layanan online trading yang diberikan bernama SIMASNET.
Kiwoom Securities – Sekuritas ini memiliki layanan online trading bernama HERO.
Panin Sekuritas – Kalau Anda tahu POST, ini adalah layanan online trading dari Panin Sekuritas.
Anugerah Sekurindo – Anugerah Sekurindo memiliki layanan online trading bernama AOT.
Kim Eng Securties – Layanan online trading dari Kim Eng Securities, bernama KE Trade.
Panca Global Securities – Panca Global Securities memberikan layanan online trading saham dengan nama PG Solid.
CIMB Securities – Layanan online trading saham dari CIMB Securities, bernama ITrade.
OSK Nusadana – Sekuritas ini memiliki layanan online trading bernama OSK188. Kenapa 188, jangan tanya saya.
Bhakti Securities – Sekuritas ini memberikan layanan online trading dengan nama BOB.
Mandiri Sekuritas – Termasuk salah satu broker pelat merah. Layanan online trading yang diberikan bernama MOST. Online Fee Beli 0.18% & 0.28% untuk Jual.
Bahana Sekurities – Termasuk salah satu broker pelat merah. Layanan online trading yang diberikan bernama Direct Trading.
Danareksa – Sekuritas yang ini menyediakan layanan online trading bernama D’ONE. Selain untuk saham bisa juga untuk reksadana online.
IndoSurya – Sekuritas ini memiliki layanan online trading bernama IndoSurya.
Universal Broker – Sekuritas ini memberikan layanan online trading dengan nama EzyDeal.
Reliance Securities – Layanan online trading dari sekuritas ini bernama Relitrade.
AmCapital Indonesia – AmCapital memberikan layanan online trading dengan nama AmClicks 332.
Minna Padi Investama – Sekuritas ini memiliki online trading saham bernama eMyU.
NISP Sekuritas – Layanan Online Trading Vintra merupakan salah satu fasilitas dari PT NISP Sekuritas untuk melakukan transaksi saham di Bursa Efek Indonesia melalui jaringan internet (online).
Henan Putihrai Sekuritas – Sekuritas ini memiliki online trading saham bernama HPX.
Lautandhana Securindo – Software online trading saham di sekuritas ini dinamakan LOTS.
MNC Securities – Sekuritas ini termasuk dalam grup MNC. Software online trading saham yang digunakan adalah MNC Trade.
Oso Securities – Sekuritas ini menggunakan online trading saham bernama Oso Trader.
Danpac Sekuritas – Software online trading saham yang digunakan adalah BQ Online.
Dhanawibawa Artha Cemerlang - Nama keamanan ini kerap disingkat DWAC. Perangkat lunak trading stock online yang digunakan disebut D'COINS.
Millenium Danatama Sekuritas – PT. Millenium Danatama Sekuritas (MDS) adalah anak usaha Millenium Danatama Grup. Software online trading saham yang digunakan sekuritas ini adalah MDOT.
First Asia Capital – First Asia Capital Sekuritas memiliki online trading saham dengan nama FAST.
Kresna Graha Sekurindo – Kresna Direct merupakan sistem aplikasi online trading yang dikembangkan oleh PT Kresna Graha Sekurindo, Tbk.
Makindo Securities - Perdagangan saham secara online dari Makindo Securities bernama Cybertrade.
Mega Capital Indonesia – Online trading saham yang dimiliki sekuritas ini adalah M-One.
Erdikha Sekuritas – PT.Erdikha Elit Sekuritas (Erdikha) adalah perusahaan sekuritas yang didirikan pada tahun 1989. Erdikha berafiliasi kepada PT Supreme Cable Manufacturing & Niaga Tbk (PT Sucaco Tbk). Sekuritas ini memiliki online trading saham yang dinamakan AOnline.
Woori Korindo Securities – Nasabah diberikan kemudahan dengan melakukan transaksi secara online dengan software yang dinamakan WinPro.
Valbury Securities – Sekuritas ini memiliki fasilitas online trading saham bernama VOLT.
Pacific 2000 Securities – Sekuritas ini memiliki online trading saham dengan nama Click2000.
Profindo International Securities – Pro Click adalah layanan online trading saham yang diberikan oleh sekuritas ini.
Recapital Securities – Sekuritas ini menawarkan layanan online trading saham dengan nama Roline.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
1. Bagilah Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2. Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.